Marah? Siapa yang tidak pernah merasakannya? Rasanya semua orang pasti pernah marah. Hanya saja tingkat kualitas dan intensitasnya barang kali berbeda satu sama lain. Saya sendiri tergolong orang yang mudah marah dan mudah pula tenang. Banyak sekali alasan dari sepele sampai serius mampu memicu marah dan ketika marah segalanya menjadi tidak enak. Fisik, hati dan pikiran semuanya kacau. Kontrol diri seketika hilang dan sering kali ucapan yang keluar menjadi ngawur.
Dampak kemarahan seseorang biasanya tidak hanya dialami oleh si pelaku tapi juga orang-orang disekitarnya. Barang kali energi negatif saat marah yang disebar membuat orang lain merasa tidak nyaman. Yah, marah menyusahkan banyak sekali orang. Bahkan kalau diperhatikan orang yang pemarah akan menularkan karakternya pada orang lain terutama mereka yang mudah terpengaruh, sadar atau tidak sadar.
Kalau mau jujur, marah sama sekali tidak ada manfaatnya tetapi gejolak tekanan dari dalam ketika marah sangat sulit untuk dihilangkan, bukan? Satu-satunya cara adalah mencari cara untuk meminimalisir rasa marah. Saya pikir mungkin masing-masing kita mempunyai cara yang berbeda. Saya hanya ingin berbagi metode saya sendiri dan berharap bermanfaat.
Ketika marah ada beberapa cara yang biasanya saya gunakan untuk mengendalikan diri yaitu tidur, makan dan minum air putih sebanyak mungkin. Ketika marah sedang klimaks saya biasanya lebih menyukai terapi air putih. Sengaja meminum sebanyak mungkin air untuk mendorong rasa sesak di dada. Pelan-pelan biasanya rasa jengkel itu mereda dengan sendirinya. Saya kurang tahu penjelasan medis, saya memang hobi mempelajari diri sendiri.
Masalah lain yang biasanya terjadi saat marah mulai reda adalah kebingungan menetralkan situasi. Marah yang sudah terlanjur ditumpahkan otomatis akan membuat situasi tidak nyaman. Saran saya mulailah untuk berbicara hal ringan untuk memulai komunikasi setelah itu jangan sungkan minta maaf. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar